Apa ada dari kalian yang masih berfikir jika setiap dari kita pasti menerima diri sendiri? Menurut saya, tidak.
Kebanyakan dari manusia masih bertabiat menolak diri sendiri dan berusaha menjadi orang lain hanya karena terobsesi kelebihan mereka (orang yang diobsesikan).
Menjadi diri sendiri bukanlah hanya menjadi apa yang kita inginkan. Melainkan menerima apa yang kita miliki lalu mengembangkannya.
Tidak salah saat seseorang ingin memiliki kemampuan seperti orang lain. Namun perlu diperhatikan, saat kita belajar menjadi orang lain tanpa menerima diri kita sendiri itu hanya akan membuat kita lelah lelah dan lelah. Tidak jarang pribadi seperti ini (yang menolak diri sendiri) akan merasa jenuh dan atau sia-sia bahkan saat mereka sudah mendapati kesuksesan.
Mengapa kita malah mengejar posisi rang lain sedang kita sendiri sebenarnya bisa berdiri tegak disampingnya?
Kenali diri sendiri dan terima!
Seandainya berat, paksa!!
Jika masih belum bisa menerima diri sendiri, kita pun perlu waspada jika dalam diri kita ada kedengkian dan kesombongan. Kita terlalu menuruti hawa nafsu kita untuk menjadi apa yang kita inginkan. Lalu kita lalai, jika sebenarnya Allah memberikan kelebihan lain pada kita yang tak pernah kita anggap.
Bisa dibilang, pribadi seperti diatas berkarakter 'Suka menyakiti diri sendiri'.
Ternyata, dari sekian pengalaman yang saya temui, masih banyak orang yang tidak menyadari hal itu. Tidak menyadari bahwa diri mereka berusaha menjadi orang lain dan melupakan diri sendiri.
Bagaimana kita tau, kita sudah menjadi diri sendiri atau berusaha menjadi orang lain?
( Pertanyaan diatas akan saya bahas lain kali, insyaAllah. Agar artikel ini tidak terlalu panjang dan njenengan gak jenuh pegel baca ). Hehe
Salam Literasi ❤️
Ulya Millati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar