Kamis, 29 April 2021

Mengembalikan Mood Buruk Saat Berbisnis

Apa kabar para pebisnis?
Apa kabar para pengusaha?
Apa kabar para pejuang yang sedang jatuh bangun meneguhkan diri dalam berbisnis?

Berbisnis atau berwirausaha sangat butuh mental yang kuat. Niat dan mindset yang kurang tepat akan menyulitkan pebisnis menuju sukses.

Untuk pebisnis awal ataupun tidak, permasalahan mood adalah hal yang sering terjadi.  Perubahan mood bisa dari baik menjadi buruk dan sebaliknya. 

Perubahan Mood Berbisnis Dari Buruk ke Baik Bisa Disebabkan Beberapa Faktor :

•  Tipe bisnis sesuai keinginan
•  Kategori bisnis sesuai passion sehingga terasa mudah
•  Lingkungan bisnis yang nyaman. 
•  Rekan bisnis yang ramah selayaknya kawan karib
•  Laba yang besar dan jaringan yang menguntungkan. 
Dan Lain sebagainya.


Perubahan Mood Berbisnis Baik ke Buruk Juga Bisa Disebabkan Beberapa Faktor  :

• Pelanggan rewel
• Modal yang belum kembali
• Mitra yang kurang bisa bekerjasama
• Program yang gagal. 
Dan lain sebagainya.

Disini saya akan berbagi pengalaman *Bagaimana Mengatasi Mood Buruk saat berbisnis*

Sangat manusiawi saat seseorang lelah dengan bisnis yang digelutinya, dan ia pun akan bersikap lemah dalam menjalankan bisnis. Hal ini tentu tidak baik dilakukan. Bisnis yang ditinggalkan dan dibiarkan beberapa waktu bisa jadi akan berubah pasif. Mitra bisnis dan pelanggan akan lari. Mereka akan mencari pebisnis lain yang lebih menguntungkan.

Dunia bisnis itu bisa terbilang keras. Karena, didalamnya orang berlomba-lomba mengambil lebih banyak keuntungan. Tidak sedikit dari mereka pun menggunakan sikap kotor. Na'udzubillahi min dzalik. Semoga kita tidak termasuk golongan mereka yang berbuat licik dan kotor.

Maka dari itu, penyembuhan mood buruk saat berbisnis menjadi hal penting dalam berbisnis.
Saat mood kita terkendali, sifat dam sikap kita pun insyaAllah terkendali.

Bagaimana Cara Mengatasi Mood Buruk Saat Berbisnis?

Bisa dengan beberapa cara berikut ini  :

1.  REFRESHING
Lepaskan semua pikiran soal bisnis. Ijinkan diri ini beristirahat. Ijinkan!! . Karena jika tidak diijinkan istirahat nafsu untuk mengumpulkan lebih banyak uang akan membuat diri tidak bisa istirahat.

2. IBADAH
Kembali kepada Tuhan. Kita semua tau dunia adalah hal semu. Semakin dikejar semakin jauh. Bersimpuhlah. Kita juga memiliki tanggung jawab beribadah. Bukan hanya cari nafkah.

3.  PASRAH
Relakan. Rela atas apa yang terjadi. Entah itu karen kegagalan program, kegagalan produksi, kerugian angka, pelanggan yang berpaling, mitra yang kurang bekerjasama atau apapun itu alasannya. Lepaskan. Lepaskan saja. Kita harus yakin *Habis Gelap Terbitlah Terang*.  Kita harus percaya dalaa berbisnis pun manis dikecap setelah pahit.

4. PERBAIKI KUALITAS WAKTU
Saat libur, nikmatilah. Beri pesan pada mitra dan pelanggan hari libur dan jam kerjanya. Singkirkan gadget saat hari libur. Lihatlah kebun yang hijau, pantai yang semilir, atau setidaknya berendam dalam air segar.

Setelah masa aktif kerja kembali, teteplah berbisnis. Meski diri masih lemah karena mood buruk. Paksa diri tetap bertanggung jawab pada bisnis. Bahwa bisnis bukan sekedar mencari uang. Bisnis jugalah tentang kepercayaan. Saat bisnis berhenti sulit bagi pelanggan dan mitra untuk percaya lagi.

Kita juga harus sadar, apapun yang membuat kita lelah dalam berbisnis itu adalah pekerjaan. Diluar sana, para pekerja kasar atau buruh pabrik tidak berhenti bekerja saat mereka badmood. Karena jika mereka berhenti, mereka akan kehilangan pekerjaan mereka. Maka, sulit bagi mereka untuk menafkahi keluarga dan memenuhi kebutuhan hidup.

Kita yang diberi kesempatan untuk bisa berbisnis, berwira usaha masih lebih baik. Karena kita bisa bergerak lebih bebas. Tidak dibawah wewenang orang lain. Apalagu jika atasan kita warga negara asing. Pasti berat kan. Hiks...

Selelah apapun kita dalam membangun bisnis, itu masih lebih nyaman dari pada harus pergi keluar negri hanya untuk mencuci pakaian turis. Huhuhu. Semoga Allah melancarkan para pekerja indonesia di negara asing. Amiin amiin.

Maka, tidak ada alasan kita beehenti berbisnis. Saat kita berhenti berbisnis maka kita berhenti bekerja. Dan dalam hitungan waktu, kita kehilangan jalan nafkah kita.

Selelah dan se menyebalkan apapun itu, bisnis yang kita bangun adalah tanggung jawab kita. Jadi, berhenti berlari dan menghadapinya saat kita mood kita buruk adalah poin yang ingin saya sampaikan.


Sekian dari saya. Semogo tulisan saya bermanfaat. Amiin.

Semoga kita semua dikaruniai bisnis yang sukses dan barokah. Amiin.


Salam Literasi. Ulya Millati.

Terima Kritik dan Saran. 😁🙏











Selasa, 27 April 2021

Masa Lalu Yang Belum Terselesaikan

Bukan tentang dendam pocong atau sudel bolong. Ini mengenai mental dan kendala pengembangan diri.

Saat seseorang menolak untuk maju atau berkembang tidak selalu berarti ia tidak mau. Ada juga kendala yang saya sebut seperti judul diatas. Tentu saja hal ini hany berlaku untuk hal positive.

Saat pribadi seorang manusia menolak tawaran positive untuk perkembangan dirinya bisa saja mental ia masih terpenjara dimasa lalu. Sehingga ia tidak mudah untuk berjalan maju.

Hal itu bisa meliputi trauma, tekanan batin, atau kurangnya wawasan. Sebelum masa lalu ini terselesaikan, biasanya mental seseorang akan sulit menerima perubahan. Sedangkan, waktu dan kondisi akan terus berubah. Maka,  kesulitan beradaptasi dengan zaman adalah resikonya.

• Jika masa lalu itu Trauma, ia harus mengahadapi dan bukan berlari. Lalu menaklukannya.

• Jika masa lalu itu Tekanan Batin, ia harus   belajar mengendalikan diri dan mengolah rasa, lalu mengendalikanya. Mengendalikan pikiran dan perasaan untuk berlalu dari tekanan.

• Jika masa lalu itu karena Kurangnya Wawasan, ia harus, mau tidak mau bergerak lebih untuk mendapat Wawasan.

Salam Literasi.  Selamat sore. 

Rabu, 21 April 2021

Kenali diri Sendiri dan menerimanya.

Mengapa begitu? Mengapa harus menerimanya? 

Apa ada dari kalian yang masih berfikir jika setiap dari kita pasti menerima diri sendiri?  Menurut saya, tidak.  

Kebanyakan dari manusia masih bertabiat menolak diri sendiri dan berusaha menjadi orang lain hanya karena terobsesi kelebihan mereka (orang yang diobsesikan).

Menjadi diri sendiri bukanlah hanya menjadi apa yang kita inginkan. Melainkan menerima apa yang kita miliki lalu mengembangkannya. 

Tidak salah saat seseorang ingin memiliki kemampuan seperti orang lain. Namun perlu diperhatikan, saat kita belajar menjadi orang lain tanpa menerima diri kita sendiri itu hanya akan membuat kita lelah lelah dan lelah. Tidak jarang pribadi seperti ini (yang menolak diri sendiri) akan merasa jenuh dan atau sia-sia bahkan saat mereka sudah mendapati kesuksesan.

Mengapa kita malah mengejar posisi rang lain sedang kita sendiri sebenarnya bisa berdiri tegak disampingnya?

Kenali diri sendiri dan terima!
Seandainya berat, paksa!! 

Jika masih belum bisa menerima diri sendiri, kita pun perlu waspada jika dalam diri kita ada kedengkian dan kesombongan. Kita terlalu menuruti hawa nafsu kita untuk menjadi apa yang kita inginkan. Lalu kita lalai, jika sebenarnya Allah memberikan kelebihan lain pada kita yang tak pernah kita anggap.

Bisa dibilang, pribadi seperti diatas berkarakter 'Suka menyakiti diri sendiri'.

Ternyata, dari sekian pengalaman yang saya temui, masih banyak orang yang tidak menyadari hal itu. Tidak menyadari bahwa diri mereka berusaha menjadi orang lain dan melupakan diri sendiri.

Bagaimana kita tau, kita sudah menjadi diri sendiri atau berusaha menjadi orang lain?
( Pertanyaan diatas akan saya bahas lain kali, insyaAllah. Agar artikel ini tidak terlalu panjang dan njenengan gak jenuh pegel baca ). Hehe


Salam Literasi ❤️
Ulya Millati

Merk Clodi Yang Bagus

  Bismillahirrahmaanirrahiim Kesehatan dan kebersihan adalah hal penting yang harus diperhatikan. Terutama untuk seorang bayi. Kepentingan m...